baG 3
Abis sholat magrib, Fika masuk kekamarnya dan mengambil HP dari dalam tasnya. Yah kali’ aja ada SMS dari fens-fens fanatiknya. He… he… he…
Dan ternyata emang bener ada SMS, tapi kali’ ini bukan dari fens-fensnya yang mau ngajakin kenalan melainkan dari Ka’ Ferry.
From : Ka’ Ferry
De’ kakak ada di Kedaton,
Dirumah temen. Kakak
Boleh maen ga’ kerumah ad’?
To: Ka’ Ferry
Ya pasti boleh donk ka’,
Tapi emang kakak tau’ rumah ad’?
From : Ka’ Ferry
Ya ga’, makanya kasih tau’,
Ntar kakak cariin…
To : Ka’ Ferry
Rumah ade’ di Tulung Balak
Dibelakang watel widya putri.
Tw g’?
From : Ka’ Ferry
Ya kakak mah ga’ tw,
Tapi temen kakak tau coz
Punya temen disekitaran situ juga.
Ya udah ntar abiz magrib kakak
Kesana. Kakak mau makan dulu.
To : Ka’ Ferry
Ok dech…
Dan ternyata Ferry emang dateng setelah waktu shalat isya’, di temani dengan Facky temannya Ferry mulai mengetuk pintu rumah Fika. Fika menyambut kedanganan Ferry dengan sangat senang, wajah memerah setelah bertemu dan berjabat tangan dengan Ferry yang tanpa sadar adalah sosok pria yang sedang dikagumi.
Tapi anehnya ketika mereka duduk bersama di ruang tamu, justru Fika hanya terdiam. Lain banget kalo’ lagi di SMS yang doyan ngomong, kali ini keye’ mati gaya boo’. Yang ngobrol justru papi maminya si Fika.
Setelah pertemuan malam itu Ferry tak pernah mengghubungi Fika lagi, Fikapun ragu untuk menghubungi Ferry. Tapi rupanya Fika merindukan SMS dari Ferry. Sedangkan begitu banyak SMS dari Edho, namun tak satupun Fika membalas SMSnya.
“Kok ka’ Ferry ga’ SMS gue sih? Kenapa ya? Apa dia ilfil ketemu sama gue? Perasaan gue ga’ jelek-jelek amat dech? Gue manis kok. Kangen dech ma dia, kalo’ gue yang SMS duluan ntar dikirain gue ngebet sama dia, tensin banget gue?” kata Fika sambil memainkan HP-nya.
“Missed call aja dech!”
Ternyata abis Fika missed call, ka’ Ferry langsung SMS.
From : Ka’ Ferry
Ada apa de’? kok cumi’?
Kenapa ga’ SMS?
To : Ka’ Ferry
Ga’ papa pengen cumi’ adja.
Kakak juga ga’ SMS aqyu?
G kangen ya sama aqyu?he.he.he
Lagi ngapain ka’?
Ternyata usaha “cumi’”nya Fika ga’ sia-sia, mereka saling berhubungan kembali. Dan hubungan mereka makin hari makin bertambah akrab dan semakin dekat. Mereka saling memberikan signal-signal cinta, meskipun belum ada pernyataan secara gamblang dari mereka. Fika bisa merasakan kalau Ferry mulai menyukainya, tak peduli Ferry telah menjadi milik dan telah memiliki orang lain.
***
0 komentar:
Posting Komentar